Sabtu, 23 Oktober 2010

Ajari Anak Menghargai Orang Lain


SETIAP 20 Oktober, masyarakat dunia memperingati Hari Martabat Sedunia. Untuk tahun ini, melalui peringatan tersebut, para pemimpin dan pendidik diserukan agar mengajarkan anak untuk memahami apa itu martabat sehingga anak dapat menghargai orang lain.

Untuk menyukseskan program itu, Anda bisa ikut serta dengan turut mengajarkan anak Anda agar mereka menjadi pribadi yang mampu menanamkan nilai-nilai martabat dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa tipsnya:

1. Beri tahu anak bahwa setiap orang di dunia ini berhak untuk menjalani hidup yang baik dan bermartabat baik itu, anak-anak, lansia, orang miskin, dan orang kaya. Katakan bahwa semua orang itu masing-masing memiliki harga diri dan berhak untuk menjalani kehidupan yang baik.

2. Contohkan dalam kegiatan sehari-hari untuk mengenalkan anak mengenain konsep martabat. Misalkan saat makan malam di meja. Bicarakan dengan anak apa artinya ketika kita mengucapkan kata 'terima kasih' dan 'tolong' saat hendak menyajikan makanan. Begitu pula saat menonton televisi. Tentunya ada beberapa tayangan yang berkaitan dengan rasa menghargai orang lain. Seperti dalam ajang olahraga, beritahukan itu mengenai sikap yang seharusnya ditunjukkan para atlet, pelatih, maupun pendukung. Dengan begitu anak akan perlahan memahami bagaimana cara memperlakukan orang lain dengan rasa hormat.

3. Pemahaman anak tentang martabat tentunya bergantung dari cara penjelasan Anda. Untuk mempermudah, coba berikan kisah tentang beberapa sosok yang patut menjadi anutan misalnya kisah-kisah nabi seperti Nabi Muhammad SAW maupun Bunda Teresa. Atau Anda juga bisa mencontohkan beberapa orang di lingkungan Anda seperti nenek dan kakek maupun tetangga.

4. Supaya mereka juga bisa merasakan bagaimana perasaan ketika dihormati, Anda juga bisa memberikan contoh dengan menghargainya. Berikan pujian bila mereka telah melakukan sesuatu yang baik seperti sudah memakan habis sarapan. Dalam aktivitasnya, ajarkan rasa berbagi dengan mengikutsertakannya dengan permainan kelompok yang mengharuskan mereka berbagi mainan. Dan, ajarkan pula untuk menerima perbedaan orang lain. 

Rutin Bercinta Bikin Tubuh Makin Berenergi

APAKAH akhir-akhir ini Anda sering merasa lesu dan tak bersemangat? Bukan hanya karena pekerjaan, terkadang gaya hidup tak sehat terutama di kota-kota besar secara tak sadar bisa membuat tubuh kehilangan energi sehingga selalu merasa lesu.

Coba lakukan tips berikut ini untuk membangkitkan energi tubuh sehingga kehidupan karier dan personal Anda tidak terganggu:

1. Bercinta
Melakukan hubungan seks secara rutin mampu melepaskan hormon perasaan baik di tengah-tengah suasana yang membosankan. Bercinta secara rutin juga merupakan bentuk lain dari olahraga. Hormon itu juga mampu meningkatkan kepercayaan diri

2. Hindari emosi
Rasa marah dapat menghabiskan energi. Padahal jka saja dimanfaatkan dengan konstruktif, malah bisa dipergunakan untuk mengatasi masalah tubuh lainnya. Terkadang meluapkan emosi memang baik untuk kesehatan, tetapi bedakan dengan mengekspresikan kemarahan yang hanya merusak kesehatan jiwa dan menguras energi. Bila tengah emosi, cobalah berjalan-jalan sebentar yang sugesti diri Anda bahwa tak ada masalah yang tak dapat diselesaikan.

3. Cukup makan
Enam atau tujuh kali makan termasuk camilan adalah kunci hidup stabil karena tercukupinya energi. Maka itu, bila Anda merasa lapar di antara waktu makan, boleh saja mencamil, tapi makanan yang sehat-sehat seperti buah dan kacang, makanan yang berserat sehingga menstabilkan energi. Hindari makanan bergula karena justru akan membuat Anda bertambah lemas.

4. Disiplin
Disiplinkanlah diri dengan selalu menjalani jadwal tepat waktu seperti jadwal bangun dan pergi tidur serta jadwal makan. Maka itu, sebisa mungkin hindari tidur terlalu malam.

5. Hindari minuman berenergi
Berbagai minuman berenergi menjanjikan tubuh akan selalu berstamina, tapi tanpa disadari kandungan kafein yang tinggi pada minuman itu malah akan membuat tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi. Ketergantungan terhadap minuman berenergi bukanlah solusi yang baik untuk membangkitkan energi, justru ketergantungan dalam jangka lanjang justru akan menimbulkan masalah pada tekanan darah Anda.

6. Minum air
Dehidrasi berarti keadaan di mana sel-sel tubuh membutuhkan energi lebih guna mengeluarkan racun dan menyerap nutrisi. Jangan tunggu hingga Anda merasa haus, sering-seringlah minum air atau buah yang kaya air seperti semangka dan jeruk.

7. Cukup tidur
Kurang waktu tidur justru akan menimbulkan masalah dan menurunkan kadar energi Anda. Baik kualitas maupun kuantitas, keduanya sangat penting guna membuat tubuh berergi. Maka itu, usahakan agar Anda dapat tidur 7-8 jam setiap harinya.

8. Pengobatan medis
Jika masalah Anda yang sebenarnya disebabkan kesehatan tubuh, semua poin di atas tentu tak akan membantu. Bila Anda tetap merasa lemas dan haus meski sudah menuruti semua poin di atas, ada baiknya Anda mengunjungi dokter guna mendapatkan pemeriksaan lengkap. Masalah kesehatan seperti tiroid dan anemia diketahui memang berefek menurunkan kadar energi tubuh. Maka itu, dibutuhkan pengobatan lebih lanjut guna menanganinya. (Pri/OL-06) 

Sejarah Sungai Kaliyasa di Cilacap


Sungai yang dikenal warga kota Cilcap dengan nama Kali Yasa merupakan sarana vital bagi nelayan perikanan tangkap,  khususnya nelayan tradisional yang ber-domisili di Kelurahan Tegalkatilayu, Tegalkamulyan, Sidakaya dan Sentolokawat.
Mungkin masih belum banyak orang mengetahui bagaimana asal usul dari Kali Yasa tersebut.
Berikut ini adalah kutipan dari buku “Cilacap (1830 - 1942) Bangkit dan Runtuhnya Suatu Pelabuhan di Jawa” penulis Susanto Zuhdi, dan diterbitkan oleh Kepustakaan  Populer  Gramedia, cetakan Pertama, 2002, Jakarta.
Gagasan awal pembangunan kanal Kali Yoso (sekarang Kali Yasa) adalah untuk melancarkan arus lalulintas kegiatan ekspor-impor dari pedalaman Banyumas ke daerah lain di Jawa dan Eropa melalui Pelabuhan Cilacap, yang sebelumnya  melalui  muara  Sungai  Serayu. Dengan harapan apabila pembangunan kanal tersebut berhasil, maka perdagangan laut akan lancar.
Upaya pembangunan menggali kanal telah berlangsung sejak tahun 1832 - 1836. Akan tetapi  hampir semua pekerjaan sebelum tahun 1900 seperti pembuatan irigasi atau penggalian kanal tersebut gagal. Tidak ada ahli eropa yang ter-libat dalam pekerjaan itu. Misalnya, penggalian Kanal Kesugihan dua kali dilaksanakan tetapi gagal mengalirkan air. Sejarah pembuatan kanal yang menghubungkan sungai serayu dengan Pelabuhan Cilacap merupakan salah satu dari banyak contoh salah urus pekerjaan gagal.
Kegagalan tersebut antara lain disebabkan oleh masalah tenaga kerja (heerendiensten), yang harus didatangkan dari tempat jauh. Selain itu jumlah curah hujan tiap hari di daerah Cilacap dalam setahunnya adalah paling tinggi, baik diantara kota-kota pantai utara maupun selatan Jawa, 192 cm.
Biaya pembuatan kanal yang disediakan dalam anggaran oleh Kas Residensi Banyumas sebesar f14.000,-. Ketika Seriere memamngku jabatan residen di banyumas, pekerjaan penggalian kanal berjalan selama dua tahun. Setiap hari dikerahkan tenaga kerja 1.800 orang dibawah oerintah dua bupati. Setiap 14 hari mereka bergantian menyediakannya. Biaya pembangunan kanal melalui rawa-rawa ini, termasuk pengeringannya sebear 90.000 gulden.
Yoso dalam bahasa Jawa artinya sama dengan gawe yang berarti juga digawe (dibuat), jadi Kali Yoso adalah Sungai yang dibuat. Kanal Kali Yoso  selesai  dibangun  pada  tahun  1836. Sebagai    perasaan   gembira   menyambut  selesainya pekerjaan kanal tersebut Gubernur Jenderal Dominique Jacques de Eerens (1836 - 1840) mendampingi Pangeran Hendrik yang dating dari negeri Belanda untuk mengunjungi Jawa, tahun 1837, menyempatkan diri me-lakukan perjalanan air dari  Banyumas  ke  Cilacap, yang ditempuh dalam waktu sembilan hari.
Dengan selesainya kanal Kali Yoso tersebut produk dari pedalaman Banyumas lebih cepat dikirim ke Cilacap, tanpa melalui pantai selatan Jawa.
Pekerjaan pembuatan kanal Kali Yoso belum menggunakan teknologi  modern,  sehingga hasilnyapun tidak sesuai harapan. Pada waktu-waktu tertentu, permukaan air kanal turun sehingga menjadi dangkal.
Pemanfaatan Kali Yoso sebagai  sarana  lalu lintas untuk mengekspor kopi dari Banyumas, berakhir  pada sekitar 1896. Karena pada 5 Maret 1884 atas usul pengusaha swasta telah diputuskan membuka jalur Trem Uap Lembah Serayu (SDS = Serayudal Stoomtrammaatschappij). Dan pada 16 juli 1896, SDS membuka jalur pertama yang menghubungkan Maos dengan Purwokerto (29 km). Maos merupakan titik temu rel kereta api Yogya-Cilacap. Lintas kereta api Yogya-Cilacap (Staatsspoorwegen = SS) dibangun pada tahun 1879 dan selesai tahun 1887. Sedangkan penyambungan  rel  dari  stasiun  Cilacap  ke  pelabuhan  ditetapkan  oleh  Departemen Pekerjaan Umum pada tahun 1888.
Sejak dibukanya jalur keretaapi itulah, Kali Yoso praktis tidak lagi digunakan sebagai  jalur  transportasi perdagangan.

Dalam perkembangannya pada abad 20, hilir Kali Yasa yakni Sentolokawat menjadi pusat kegiatan nelayan tradisional, kemudian dengan datangnya kapal-kapal dari Bagan Siapi-api yang memadati muara tersebut, serta dibangunnya tangki pengilangan minyak oleh Pertamina,  maka timbulah gagasan membangun Pelabuhan Perikanan (saat ini PPSC) dan sungai Kali Yasa semakin berperan sebagai basis nelayan tradisonal.